Tidak hanya perkembangan hiburan saja seperti game yang no limit, tetapi wakaf juga dong. It’s okay take your time with game but don’t forget about wakaf. Dan jangan menghilang juga ketika sudah, sama seperti kebiasaan ketika sudah main game dan lupa deh tidak beri kabar pada doi.

Sebelumnya pada tanggal 17 Oktober, Nuy dan Blogger Bandung diberi kesempatan untuk mengunjungi Kebun Indonesia Berdaya yang merupakan program dari Dompet Dhuafa. Berangkat pagi menuju lokasi bersama menaiki elf walaupun melewati tempat tinggal akan tetapi perlu absensi dan juga mendapatkan sarapan pagi yang sangat bergizi dan lezat.

Tempatnya berada di subang sekitar 3 jam dari Dompet Dhuafa Bandung, dengan akses kesana yang cukup sedikit bingung, jauh dari ekspetasi, dan juga ada perbaikan jalan namun tetapi menikmati suasana pagi dengan ditemani pemandangan hijau mmulai dari kebun teh hingga pohon-pohon beriring terpantul dari kaca jendela mobil.

Sebelumnya berada persis di lokasi, kami melewati beberapa tanaman atau pohon buah nanas. Subang memang terkenal dengan nanas bahkan jika perhatikan sekitar ada tugu nanas sebelum menuju Kebun Indonesia Berdaya.

Cuaca pada hari itu cukup cerah, disambut dengan ramah tamah dan ada beberapa siswa-sisiwi yang sedang praktik kerja lapangan. Acarapun dinamakan Blogger Meet Up dengan tema Waqf Productive Sharing Session and Visit. Kemudian kami menuju saung berdaya sebagai tempat beristirahat dan mendapatkan welcome drink berupa jus nanas serta camilan bumi, yaitu ubi, pisang, kacang rebus dan jagung tentunya sambil lesehan. 

Dibuka oleh Kak Annisa dan juga diserahkan kepada MC selanjutnya. Dengan pembicara yang hadir yaitu Pak Boby P Manulang yang merupakan GM Wakaf Dompet Dhuafa dan Pak Kamaludin yang merupakan Manajer Program Ekonomi. Pemapaparan program Wakaf Produktif Dompet Dhuafa dengan penjelasan yang diawali dari pemahaman yang salah tentang wakaf yang harus orkay a.k.a orang kaya padahal tidak perlu menunggu, just do it. Maka Dompet Dhuafa membantu sebgai pengelola dan menyalurkan wakaf.

Dompet Dhuafa mempunyai 4 pilar untuk program wakaf:

Dikutip dari narasumber bahwa wakaf produktif berbasis ekonomi bisa merupakan dimana lahan dan donasi wakaf yang dihimpun Dompet Dhuafa dapat menajdi sumber ekonomi produktif yang dapat memberikan manfaat bagi kaum dhuafa.

Kebun Indonesia Berdaya sendiri memiliki luas sekitar 10 ha. Ditanami dengan komoditi buah yang mempunyai stabilitas harga stagnan dan sering dicari yaitu buah nanas serta buah naga mengingat faktor lingkungan yang sangat mendukung. Dan juga ada sentra ternak hewan berupa kambing yang dikhususkan untuk berkurban.

Hadir juga kepala pemasaran dari warga, yang merasa terbantu dengan adanya program ini terutaman dana dan jika ada surplus merka merasa sangat senang karena bisa menikmati buah.

Selanjutnya acara diskusi tanya jawab dimulai, dengan beberapa hal poin terutama yang sangat krusial adalah lahan. Dan ternyata lahan dibagi beberapa blok yang kira-kira bisa ditanami 1000 pohon dengan harga keseluruhan 125 juta beserta ongkos produksi dan pembibitan. Dengan penawaran baik dari Dompet Dhuafa bisa dicicil dalam kurun 6 bulan dan juga pemberian jika mau 50 juta dalam waktu 15 tahun dari hasil untung kebun pada lahan tsb. Untuk dana sekarang masih dalam bentuk kerjasama dengan industri minuman menghasilkan consentrat.

Sebelum visit ada acara session fotbar pada banner. Tentunya dengan wakaf produktif diharapkan bisa datang kapan saja berkunjung dan juga bersama sanak saudara untuk sekadaran liburan bermanfaat. Selanjutnya mengelilingi kebun buah naga dan nanas namaun saat itu buah naga sedang tidak musim, dibantu dengan pemandu yang menjelaskan. Terik matahari tak mau kalah saat itu, dengan topi capit berwarna merah kami berkeliling di beberapa blok ada saung. Dan juga sebagian warga sedang bekerja. Selanjutnya yaitu sentra ternak hewan yang pakannya dibuat sendiri banyak kambing serta domba garut.

Lalu ishoma, dengan makanan khas sunda, raos pisan lesehan dan terasa nikmat bercengkrama menjadi lebih dekat. Untuk ketersediaan lahan parkir, toilet, dan juga mushola jangan khawatir. Kemudian membawa buah tangan berupa nanas.

Perjalanan pun dilanjutkan dengan mengunjungi pabrik yang merupakan program padat karya dengan menyerap tenaga kerja dari khalangan dhuafa, yang masih basis ekonomi program Dompet Dhuafa melewati kebun. Ekonomi yang diusung merupakan agroindustri dengan masih ada peranan masyarakat yaitu berupa pengupas nanas di rumah nanans yang hanya satu. Masih dalam garapan, pabrik rencana akan beroprasi pada tahun 2020, sudah ada beberapa point dimulai dari produksi field hingga office bagian administration.

Sebagai millenial yang merasa limit merasa “wakeup” dengan harga nasi padang atau minuman kopi kekinian sudah bisa wakaf produktif, dengan kisah Umar. Padahal yang setia itu adalah amalan, bukan dia lho, loh.

Tidak hanya perorangan tapi perkelompok juga bisa atau dana yang disumbangkan dari ummat dan dihimpun bisa dikatakan wakaf dengan konsep sedekah yang dirasakan nikmatnya oleh banyak orang.

Saran untuk para ortu juga bisa dapat mengunjungi study tour dengan pengalaman spiritual yang mengingatkan diri. Semoga teman-teman dan saya tentunya berdoa bisa berwakaf walau nominal limit tapi tetap produktif. Dengan sekali tekan dari rekening atau app cashless, Insha Allah berkah. 

Semoga dapat membantu, terima kasih telah membaca.